Selasa, 13 Januari 2009

TEORI YANG MENTAH

TEORI YANG MENTAH

Oleh: Bayu Ismayudi

Suatu hari saya membaca sebuah buku karangan Harun Yahya yang isinya membahas tentang kesalahfahaman kaum materialisme atas cara pandang mereka terhadap penciptaan Semesta. Di salah satu bab dari buku itu membahas tentang konsep Darwin yang terkenal dengan Teori Evolusi-nya.

Ketika saya membaca bab tersebut, saya jadi heran dan tertawa sendiri. Betapa tidak, sungguh dunia sempat dibodohi dengan teori seperti itu. Bahkan dunia sempat menganggap teori itu sebagai karya ilmiah yang patut dijejalkan ke perpustakaan-perpustakaan sekolah bahkan universitas. Sungguh sebuah pembodohan manusia yang terencana yang dilakukan oleh kaum yang merasa diri pintar dan intelek.

Paham evolusi ini tersembunyi dalam samaran ilmiah selama satu setengah abad yang digunakan untuk membenarkan diri sendiri. Walaupun dianggap berkedudukan sebagai teori ilmiah selama pertengahan abad ke-19, tapi sampai sejauh ini teori tersebut belum disahkan oleh eksperimen ataupun temuan ilmiah.

Ide khayali dari seorang biolog amatiran yang bernama Charles Robert Darwin ini –melalui bukunya berjudul The Origin Of Species by Means of Natural Selection– menyatakan bahwa semua makhluk hidup memiliki leluhur yang sama! Misalnya, klaim terkenalnya menyatakan bahwa nenek moyang manusia adalah kera. Jadi dengan kata lain, Darwin dan para pengikutnya menyatakan bahwa nenek moyang mereka adalah monyet!

Bohongnya teori ini dibuktikan dengan belum pernahnya ditemukan bentuk-bentuk transisi yang diduga menunjukkan evolusi organisme hidup secara bertahap dari yang primitif menuju spesies yang maju.

Sejak Teori Darwin dicetuskan, para evolusionis telah mencari fosil. Tapi dimana pun di dunia ini, baik di darat maupun di kedalaman lautan, tidak ditemukan spesies yang mempunyai bentuk transisi antardua spesies.

Bahkan dalam bukunya The Origin of Species, Darwin menyatakan, “Jika setiap spesies berasal dari spesies lain secara bertahap, mengapa di mana-mana kita tidak melihat bentuk transisi yang amat banyak? Mengapa kita tidak mendapati mereka terpendam di balik tanah dengan jumlah yang tak terkira?”

Setelah mati kutu dengan teorinya itu, konco-konconya Darwin ini segera menyusun model baru dengan nama neo-Darwinisme dengan klaim baru pula yang disebut “keseimbangan bersela.” Model ini menyatakan bahwa makhluk hidup tiba-tiba berkembang menjadi spesies lain tanpa melalui bentuk transisi sama sekali. Dengan kata lain, spesies tanpa “nenek moyang” evolusioner tiba-tiba muncul. Klaim-klaim ini semuanya bertentangan dengan kaidah genetika, biofisika, dan biokimia. Klaim ini seilmiah dongeng katak yang berubah menjadi pangeran !

Inilah sekelumit cerita tentang orang-orang yang menuhankan akalnya. Mereka menganggap logikanya ilmiah dan layak dipertuhankan.

“Apakah mereka diciptakan tanpa ada yang menciptakan ataukah mereka sendiri yang menciptakan dirinya? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).”
(QS : Ath-Thuur : 35-36)

Wahai kaum intelektual yang merasa diri paling logis, hari ini terdapat banyak orang yang tidak sadar bahwa mereka dalam keadaan menerima sekumpulan kesesatan sebagai kebenaran atas nama ilmu pengetahuan.

“Dan, kalau kamu mengikuti kebanyakan orang di muka bumi ini niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).”
(QS : Al-An’aam : 116)***